Jumat, 10 Desember 2010

indonesia gak nyambung

diam-diam aku mulai tertarik dengan negara indonesia dengan berbagai predikat yang unik dan membuat kita bangga, ya kita mesti bangga, dengan kebangaan terhadap negeri ini kita akan menjadi mencintainya...hehe cinta tanah air...patriotik.

tapi pernah ngak kalo kita mikirin kebangaan setiap simbol yang ada di negeri ini.

klo ada pernyataan bahwa negeri kita adalah negeri surga, pasti tanpa komando kita bakalan sepakat dengan hal tersebut...iya kan

trus...klo ada pernyataan yang mengatakan klo negara kita adalah negara dengan kekayaan yang mewakili setiap kekayaan yang ada di planet bumi, mukin kita akan mengatakan, so pasti...

trus klo ada pernyataan negara kita semenjak orang kulit putih menginjakan kakinya ketanah nusantara sampai sekarang dengan kondisi masyarakatnya masih dijajah, wah mungkin akan menimbulkan hiruk pikuk baru dan mungkin berjibaku untuk memprotes pernyataan tersebut...gini cerita na sampai aku berfikir jorok seperti itu:

dulu waktu yang nulis ini lagi jadi anak kuliahan (men.. sekarang udah sarjana, meski masih ngangur), sempat beda pendapat klo yang namanya indonesia itu merdeka ato belum merdeka. sebelum lanjut aku minta maaf deh ama mereka yang mungkin tersakiti dengan ni tulisan, ok... maafin aku yah..

pernah ngak kepkiran ama kalian klo negeri yang di pimpin oleh seorang presiden yang berkedudukan di istana merdeka, jakarta pusat entu...merupakan lanjutan Hindia belanda pada zaman ne2k n kakek kita masih belia, sampai sekarang masih sama aja cuman sekarang kita di kolonial kan ma bangsa sendiri...

faktanya ringan nya gini...

kebetulan penulis nyebutin istana merdeka...entu gedung punya sejarahnya sendiri yang kemudian dipakai oleh para pemimpin kita sebagai simbol negara merdeka. sejarahnya begini :

" Istana Merdeka mulai dibangun pada tahun 1873 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Louden dan selesai pada tahun 1879 pada masa pemerintahan Gubernur Jendral Johan Willem van Landsbarge. Bangunan ini berdiri di atas tanah seluas 2.400 meter persegi, oleh arsitek Drossares. Istana Negara juga dikenal dengan nama Istana Gambir.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, istana ini menjadi saksi sejarah dilakukannya penandatanganan naskah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. Republik Indonesia Serikat diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J Lovink, Wakil Tinggi Mahkota di Indonesia.Setelah penandatanganan naskah kedaulatan Republik Indonesia Serikat, bendera merah putih dikibarkan menggantikan bendera Belanda, bersamaan dengan dinyanyikannya lagu Indonesia Raya dan pekik merdeka oleh bangsa Indonesia. Sejak saat itu nama Istana Gambir diganti menjadi Istana Merdeka".

nah kira2 begitu sejarah nya gedung ini....

ajaibkan bila dikatakan merdeka, klo sang pemimpin negara ini masih menduduki gedung tersebut, kemudian mengatakan bahwa dirinya adalah seorang konsekwen dengan menjalan kan UUD, tapi pada kenyataan nya malah menduduki simbol kejayaan kolonial londo di negeri ini, dan buruknya mereka juga angkuh seperti gebernur jederal masa hindia belanda yang menerapkan pendekatan militeristik sebagai pemersatu bangsa ini hihi...

itu baru gedung yang kita bicarakan, belum undang-undangnya yang juga merupakan peningalan kolonial , belum sejarahnya yang masih samar-samar dan sebagai nya, jadi kongkritnya kemerdekaan negeri ini masih di pertanyakan, secara fakta simbolitasnya maksud penulis gitu?





negeri kita sebenarnya punya opsi lain untuk mensejahterakan rakyatnya dan membesarkan namanya dengan melihat relik sejarah yang ada seperti sejarah nusantara ini sebelum londo, dai nipon dan adanya indonesia... sejarah negara kita tidak terlepas dari kekuatan militer itu kan yang sering diajarkan kepada kita sebagai memupuk patriotisme bangsa ini tapi jarang pendekatan lain yang di pakai dalam pembelajaran sejarah untuk memupuk optimisme bangsa untuk lebih maju...

kita bisa lihat sejarah sriwijaya yang menjadi negara maritim terhebat dalam babat sejarah maupun sejarah ekonomi aupun sejarah sastra dan sejarah pendidikan, dan semuaitu juga tidak terlepas dari rasa aman dan stabilitas negeri, tapi negara maritim sriwijaya lebih mendahulukan unsur lain selain militer ntuk pembangnnan negerinya,iya kan?....itu tentang sriwijaya...

trus bagai mana dengan majapahit, dengan patihnya sang pemmpi gajah mada?

negeri terbesar yang pernah ada di nusantara ini merupakan negeri agraris yang memperkuat pertahan militernya untuk penaklukan ketimbang pengutan militer untuk stabilitas negeri...tapi uninya sejarah majapahit ini di jadikan reperensi utama untuk indonesia, apa ini terkain dengan geografisnya di jawa ya, yang kebetulan ibukota negeri kita di jawa pula, yang kebetulan para pemimpinnya berasal dari sana, seandainya mungkin, peimpin negeri kita dari sumatena ato yang lain mungkinkah negeri ni akan mengadopsi sejarah sriwijaya sebagai cermin sejarah dan proyeksi kedepanbangsa ini..bangsa indonesia pernah memiliki pemimpin yang mengadopsi sejarah sriwijaya kedalam perjuangannya untuk menjsejahterkan negeri ini " BUNG HATTA" dengan jiwa ekonomi kerakyatan dan kecintaan dan kepedulian pendidikan sepabagi prioritas pembangunan..seandainya adalagi hatta yang lain....hehe gak nyambung kan dari atas kebawah...hihiiii

Tidak ada komentar: